BERSYUKUR SETIAP SAAT
Nama :
Naila Sa’adah
No :
13-154-005-4
Dari begitu bangun pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai
bawah , sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin
sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali saya berterima
kasih dan bersyukur di dalam hati? Berapa kali yang saya ucapkan dengan lantang
bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bisa jadi lebih,
karena tidak saya hitung.
Tidak
praktis kedengarannya ? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan
kali dan satu hari? Bahkan ratusan kali ? Jawabannya mudah saja: dengan
berterima kasih dan bersyukur, kita selau mencari sisi positif dari segala
sesuatu. Dengan mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif
dalam melihat segala sesuatu.Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan
ada hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan
(believe) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan
kita didasari oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai
personifikasi dari sukses. Lantas,
sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali
tersebut? Sepanjang hayat.
Ah,tidak
praktis,mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagu bahwa ini tidak
mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset
(pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering menjadi atribut orang
sukses akan datang dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima
kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun.
Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan
“pahala” yang Anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib
akan berubah dalam sekejap. Yang jelas,dengan mengucapkan terima kasih kepada
orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan
jembatan kita ke dalam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan
pernah ditolak oleh orang lain, malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan
hati yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan
magnit yang bisa membantu kita semua dalam memproyeksi diri yang sukses ke
luar. Jadi. Jika ada keragu-raguan dan ke-engganan untuk berterima kasih dan
bersyukur dalam skala dan frekunsi luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan
niat Anda untuk menjadi personifikasi dari sukses itu sendiri. Amin.....
